Berhubung saya belom mood nulis, jadi repost repost dulu aja ah... ini pernah saya tulis di note facebook saya tanggal 14 April 2011 pukul : 20.15
---------------------------------------------------
Hari yang sama (Kamis) Seminggu yang lalu.. saya sedang meringis kesakitan sambil berjalan mondar mandir di lantai 2 RSIA Hermina Grand Wisata menahan mules yang luar biasa di dipembukaan 1, saat itu saya ditemani ibu dan bulik.
Sebenarnya mules2 ini sudah saya rasakan sejak hari Rabu, 6 April. Dengan diantar suami, saya ke RS iseng2 periksa karena paginya keluar lendir dan darah yang merupakan salah satu tanda akan melahirkan. Sampai di RS saya di CTG, serangkaian tes-tes dan diperiksa dalam ... ternyata masih pembukaan 1. Eee Dokter menyuruh saya pulang lagi..
Masih hari kamis 7 April 2011, pukul 17.00 saya masih pembukaan 1 .. haduh padahal mulesnya dah makin sering. Sampai tiba2 saya merasakan ada cairan seperti pipis yang merembes. Saya jalan sambil meringis ke ruang persalinan .. "Mbak Bidan (bidannya masih muda soalnya :D) kok kaya ada yg merembes ya? ketuban bukan?" .. "yuk bu diperiksa dulu"
"wah ...iya ketuban bu, ibu udah gk boleh jalan-jalan ya, harus di tempat tidur"
horeeee persalinanku semakin dekattt .... ^-^
Suamiku datang sekitar magrib. Saya sudah tiduran dengan 'tidak manis' di ruang bersalin. Sakitnya makin menjadi-jadi..
awalnya sambil menahan sakit saya masih bisa ngobrol2 dengan ibu dan bulik yang menemani ... lama-lama obrolan itu jadi rintihan ... sakiiiitttt bgt..ah pokoknya gk bisa diungkapkan dengan kata-kata deh. Kata Mbak Bidan, itu karena ketubannya udah duluan keluar jadi sakit bgt ... huaaaaa "mbak bidah, saya lahiran kapannnn???" sering bgt pertanyaan itu terlontar.
Makin naik pembukaannya, makin mantab mulesnya ... pokoknya semua teori senam hamil lenyap, yg saya inget cuma "tarik nafas panjang, keluarkan pelan-pelan" ... tapiiiiiii realitanya, saya bisa narik nafas panjang ngeluarinnya gak bisa pelan. jam 9 diperiksa, pembukaan masih 5 kalo gak salah ... aduuhhhhhh ...
waktu pembukaan dah menginjak ke pembukaan 6 menuju 7.. wah, sensasi mau ngeden terus menerjang. itu fase-fase paling sakit menurut saya. Menahan ngeden. Saya gak bisa nahan untuk gak teriak ...bantuan oksigen mulai dikasih
"ibuuuu aku mau nangis yaaaaa .....boleh yaaaa, sakit banget buuuu" Ibu menciumi aku sambil nahan nangis.
"jangan teriak mbakk nanti gak ada tenaga untuk ngeden, baca ayat kursi .. istigfar mbakkk" kata ibu sambil melukin saya. Sepertinya ibu gak tahan ngeliat anaknya merintih-rintih. Akhirnya ibu keluar. Tinggal bulek, mas yadi dan mbak bidan yang nunggu saya ... bulek mengelus2 punggung saya dan Mas Yadi saya peluk pinggangnya untuk menahan sakit. posisi yang paling saya suka waktu itu adalah miring ke kiri.
"Mas yadi, kamu sayang sama aku nggak ..." sambil makin aku peluk pinggangnya supaya meredakan sakit
"iya, aku sayang kamu.. tarik nafas panjang, jangan nangis terus.. istigfar... doaaa"
sambil merintih, kadang teriak ... takbir, istigfar dan ayat kursi gak lepas saya baca dalam rintihan saya. Benar-benar perjuangan hidup dan mati teman-teman
Beberapa saudara datang dan masuk ke ruang bersalin, beberapa saya minta keluar ...
(hehehe sorry de morry ya untuk mas-masku dan omku yang waktu itu aku usir ... lagian sih ada orang kesakitan malah mesam mesem. sensi tingkat tinggi tauuuuuu)
Dokter mulai datang, infus dipasang ... anti alergi disuntikkan ... tes gula darah 'lagi-lagi' dilakukan. Yup karena saya kena diabetes kehamilan, maka gula darah harus dikontrol terus. Dalam keadaan stress gula darah saya bisa melonjak dan dapat menyebabkan eklampsia, tensi naik, jantung yah pokoknya yg serem2 gitu deh, dan harus disuntikkan insulin.
(untuk mbak-mbak suster yang bertugas menyuntik saya .. maaf ya mesti sabar nunggu sampai saya gak kontraksi baru disuntik ... sakit tau mbak :P)
Alhamdulillah meski saya meronta, saya teriak-teriak dan mengeluarkan suara-suara aneh saat menarik nafas dan mengeluarkan nafas menahan sakit. Otak saya masih sadar. Saya memerintahkan diri saya untuk gak stress supaya insulin saya bekerja baik dan gak melonjak gula darahnya. "suara-suara" aneh dan teriakan yang saya keluarkan itu salah satu caranya. Saya merasa saya punya sisa energi banyak untuk ngeden, makanya meski dilarang teriak ... saya nekat teriak hehehehe ... (dont try it at home ya teman2 yg mo ngelahirin kalo merasa fisiknya lemah, tapi kalo fisiknya kuat sok aja lakukan... efektif kok untuk menahan sakit hehehehe menurut saya lho :D)
Menjelang tengah malam, dokter datang ... kata mbak bidan pembukaan saya dah lengkap, tapi kata dokter masih 6. WHATTTTTT!!!! KAPAN SAYA LAHIRAN DOOOOKKKK ...
Saya mulai gak teriak ketika dibolehkan belajar ngeden. Nikmattt bgt temen-temen, kalo pas lagi mules dibolehin ngeden :D. Akhirnya proses melahirkan pun tiba ... mules ... ngeden ... mules ... ngeden.
"ayo bu padma ngeden yang panjang dan kuat, anaknya sudah di jalan lahir .. kepalanya dah keliatan tuh ... ayoo"
bu dokter menyemangati.
tetep gak bisa temen-temen .... susaaahhhh bgt ngeluarinnya.
dan kata dokter, susah ngelurinnya karena anak saya posisinya telungkup tapi kepalanya mendongak (mungkin dia mau ngintip dunia dok :D).
"saya harus gimana doookkk kok gak lahir-lahiiirrrr" sambil menangis saya ngerajuk ke dokternya.
"ngeden yang kuat bu padma"
"sudah dooookkkk".. "lagiiii....!!"
"oke kita pake vakum" huaaaaaaaaaaa.... saya pasrah, gak tau vakum itu gimana.
Ruangan makin ramai. Ada Dokter Rizky, Mbak Bidan, 2 perawat yg bantuin proses pemvakuman.
Dipojok kiri saya ada dokter jaga yang juga membantu dan 3 atau 2 suster bayi saya gak ngitungin :D
"kalo ibu mau ngeden, bilang ya"
"begitu sensasi ngeden datang, vakum bekerja ...." "Plupppp" ... vakum copot suasana makin genting dan ramai, saya gak peduli. Yang ada dalam pikiran saya adalah ngeden sekuat-kuatnya sampai anak saya lahir.
"dookk, saya mau ngedennnnn" ... semua langsung siaga ...
bidan mendorong perut saya, dokter rizky siap memutar anak saya ... dokter jaga dan suster bayi juga siap2 ...
saya ngeden sejadi-jadinya sambil melafazkan Allahuuuu Akbaaarrrr, suami saya membantu memegang punggung saya.
tangan saya gak lagi menompang kaki, karena dua kaki saya sudah diikat di alat yang gak tau apa namanya.
Bulek saya gak keluar ruangan tanpa pamit ke saya karena gak tahan ngeliat ponakannya. Bulek mengajak ibu ke mushola untuk sholat sunah dan mendokakan saya ...
"sudah bu, sudah jangan ngeden lagi ... bayinya sudah keluar"
"ALHAMDULILLLAAAAAAAAAAAAAAAAAA, ALLAHU AKBARRRR!!!!!!!!!"
Lahir tanggal 8 April 2011, pukul 00.50. Berat 2976 gram, panjang 49 cm :)
Semua sakit seketika hilang ...
Anak saya langsung ditangani oleh tim medis yang berjaga. Dokter rizky dan bidan menjahits bekas guntingan.
"dookk saya mau IMD" ... "iya kita lihat dulu kondisi bayi ya, bayi ibu kelamaan dijalan lahir"
menegok kesebelah kiri, saya lihat muka tegang para tim medis yg menangani malaikat kecil saya... ya Allah nafasnya tersenggal-senggal, kulitnya pucattt ... ya Allah selamatkan anak saya...
"anak mamah kuat ya naaakkk..." ucap saya.
saya dengar suami saya mengazankan ... dan ketika itu dokter yang menangani anak saya bilang. Dok gak bisa IMD, Bayinya sesak nafas ...
hikssss.... pupus sudah keinginan saya untuk IMD. Saya hanya boleh memeluknya sebentar ... menciuminya ...
"assalamualaikum nak, ini mamah ...yang kuat ya nak" saya cium anak saya. Matanya melihat saya seolah mengerti kata-kata saya ... seolah dia bilang ke saya "Mamah tolong akuuuu mamahhh"
Nafasnya seperi saya kalo lagi asmanya kambuh... saya gak tega ....
Saat saya sedang di observasi pasca melahirkan. Suster anak menghampiri saya dan suami. Gula darah anak kami drop..
Ya Allag ini yang paling saya takutkan. Karena saya kena diabetes kehamilan, anak saya biasa mendapatkan makanan dari darah saya, dan dia bisa tiba-tiba drop ketika dilahirkan karena tidak dapat nutrisi dari saya ... itu berbahaya.
"dia butuh makanan bu, asinya sudah keluar?"
ya ampuunn kan saya baru aja melahirkan, Asi saya belum keluar ... gimana dooonkkkk...
"bu, kata dokter anaknya ... cuma ada dua pilihan kalau asi ibu belum keluar. kita pakai sufor atau diinfus"
"lebih baik mana mbak?" ...
"semua kami serahkan ke ibu dan bapak ..."
Setelah diskusi panjang lebar, akhirnya kami sepakat memberikan sufor dulu .. merk sufornya pun atas rekomendasi dokter. Bismillah .... satu lagi harapan saya untuk ASI EKSKLUSIF hilang .. sedihhhh :'(
Suami saya diminta menandatangani kalo kami setuju pakai sufor.
Sehabis melahirkan, saya gk merasakan lemes .... setelah diobservasi, saya dipindahkan ke ruang perawatan.
sendirian di ruang perawatan saya hanya bisa menangis. Membanyangkan malaikat kecil saya sendirian berjuang hidup.
tatapan matanya tadi waktu saya cium .... rintihan suara tangisnya yg gak sepeti bayi baru lahir lainnya.
Saya gak bisa tidur sepeti kebanyakan ibu baru melahirkan .... saya menangis ... merasa jahat pada anak saya ... merasa gagal ... aaagghhhh .....
akhirnya ibu, bulek dan suami saya datang menenangkan ...
Alhamdulillah kondisi anak kami berangsur membaik.....
Mungkin harapan saya akan proses IMD dan ASI X gak sesuai dengan kenyataan, tapi saya yakin ini adalah jalan terbaik yang Allah berikan untuk kami ... saya dan suami.
Sekarang amanah kami bertambah ... amanah untuk menjadikan malaikat kecil kami menjadi manusia mandiri yang solehah, cerdas, membahagiakan keluarga dan menjadi manfaat untuk umat disekelilingnya kelak ...
Selamat datang anakku .. SHANAYA ATHFA ADYADENA ... Hadiah terindah yang cerdas, penuh kegembiraan dan kasih sayang ^-^
Luv u so much
Mamah dan Papah :::

Tidak ada komentar:
Posting Komentar