Senin, 02 September 2013

Dalam Perceraian Ada Kehidupan

Waktu saya masih "jatuh" dan "malu" menegakkan wajah menghadapi dunia karena perceraian saya, ada seorang teman yang menuliskan ini yang juga dia copy paste dari tulisan seorang ustadz.. sedikit banyak tulisan ini membangkitkan kepercayaan diri saya untuk menghadapi dunia pasca perceraian saya dengan suami saya dulu.

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk anda yang juga mengalami kejadian seperti yang saya alami. Jangan bersedih.. ketika anda sudah memperjuangkan kebaikan, namun tak kunjung ada perbaikan. Karena jodoh, rezeki, mati semua rahasia Illahi.. Tugas kita hanyalah berbuat baik, berbuat lebih baik dan tidak menyalahi aturanNya. 
Semoga bermanfaat :) 

seorang ustadz hidup 10 tahun dengan istri yang tidak dia sukai perangainya. istrinya terbiasa hidup glamour dan tidak taat suami. Dia sabar sabariiinnn hatinya. akhirnya setelah 10 tahun 'menderita' krn perangai istrinya, mereka berpisah. semua harta yang dikumpulkan selama 10 tahun diambil oleh istri.Tapi Allah Maha Adil. Allah berikan segera pengganti istrinya dengan akhwat yang sholihah ditambah bonus rumah mewah dan kendaraan pemberian orangtua mempelai wanita. Masya Allah... yang saya garis bawahi di sini bukan rumah mewah dan kendaraannya . Tapi dalam 'perkara halal yang dibenci Allah ini' dalam-perceraian- ada 'kehidupan'.


Ungkapan 'halal yang paling dibenci Allah' kata Syaikh Yusuf al Qardhawi memberikan kesan bahwa thalaq merupakan rukshsah yang diberikan syara karena dharurat, ketika HUBUNGAN SUDAH TIDAK LAGI BARAKAH, memburuk hingga menghajatkan suatu perpisahan, atau sulit bagi mereka berdua untuk MENEGAKKAN hukum2 Allah serta HAK dan KEWAJIBAN SUAMI ISTRI.Pada saat itu kata Syaikh Hasan Ayyub "thalaq merupakan jalan satu2nya yg paling selamat. Thalaq merupakan pintu rahmat yang terbuka bagi manusia, agar masing2 suami istri mau mengintrospeksi diri dan memperbaiki kekurangan serta menebus kesalahan. Selanjutnya memulai lagi kehidupan baru bersama orang lain yang dicita2kan, dengan menjadikan kehidupan rumahtangga yang lalu sebagai cermin dan pengalaman di masa mendatang. Pada saat yang sama, thalaq merupakan jalan pengobatan yang bersifat kemasyarakatan, kejiwaan, dan bahkan material.


Orang2 yang menolak adanya thalaq, telah menutup semua pintu penyelesaian pada dua orang suami istri yang rumah tangga mereka justru lebih banyak mudharatnya jika dipertahankan. Maka sungguh mereka telah melakukan penzhaliman, membunuh kebaikan2, perasaan2, dan kemanusiaan pada diri suami dan istri. Lebih jauh lagi, ketika pintu penyelesaian yang halal ini -meski dibenci Allah- ditutup, maka masing2 akan mencari jalan yang tidak layak dan tidak dibolehkan hingga mereka jatuh ke dalam kema'shiatan dan dosa. ADA TANGGUNGJAWAB TERBENGKALAI. AKAN ADA AMANAH DiLALAIKAN. DAN AKAN TERJADI KEMADHARATAN YANG SEMAKIN BESAR".(Barakallahu laka ~Salim A. Fillah)

Selasa, 13 Agustus 2013

mengKOMUNIKASIkan SAINS

Coming soon hehehee...

Menikmati Keberduaan

Happy Ied Mubarak J

Selamat hari raya idul fitri, semoga berkah dan diterima semua amalan kita di bulan ramadhan

Idul fitri kali ini saya benar-benar menikmati keberduaan bersama putri saya. Subhanallah… dada ini rasanya plong, pikiran ini rasanya fresh.. semoga ini adalah hikmah dari doa-doa saya di bulan ramadhan tahun ini.

Mungkin banyak diantara teman dan kerabat yang tahu status saya atau baru tahu status saya akan mengatakan (minimal mbatin) merasa kasihan pada saya, terutama putri saya karena lebaran hanya berdua.  Lebaran tahun lalu, saya memang ikut serta meratapi keadaan saya. Walaupun saya bicara

“ya, saya bangkit… gak boleh meratapi keadaan”

Tapi tetap saja saya butuh waktu lama untuk benar-benar keluar dari belenggu keterpurukan ini.

Lebaran tahun lalu saya masih meratap masih bersedih sampai-sampai bertemu sanak keluarga dan kawan saja enggan. Menangis di setiap sudut waktu. Memaki di setiap deburan amarah yang tiba-tiba menggelora jika mengingat kejadian demi kejadian yang tak sanggup saya ubah. Malu… terkucil… tersudut… apalagi diantara mereka yang berbahagia dengan keluarga kecilnya.

Setahun berlalu, membawa saya belajar mengikhlaskan kehidupan.
Bukankah kebahagiaan itu ada di hati? Tidak ada batasan bahagia… dan saya akan menciptakan kebahagiaan saya, dalam keberduaan.

Dan jika anda adalah sahabat yang mengikuti pengembaraan saya mencari makna hidup yang hancur lebur, anda akan merasakan bahwa saya saat ini benar-benar “lepas”. Saya tidak bisa mendeskripsikan bagaimana rasanya, tapi saya sungguh-sungguh kembali menjadi “Ajipadma” yang dulu anda kenal.

Berdua bersama Adya menghabiskan malam-malam ramadhan, sangat indah

Berdua bersama Adya, melihatnya tumbuh.. pandai bercerita, pandai bernyanyi dan menari, pandai bersalawat dan menghafal doa-doa pendek serta surat pendek, sungguh indah

Berdua bersama Adya berjalan menyusuri Villa Nusa Indah sekedar membeli ta’jil, terasa indah
Berpelukan, ngambek-ngambekan, rebutan remote TV atau laptop, gaya-gayaan di depan kamera BB, tertawa, menangis.

Adyaku .. putriku.. patner yang hebat untuk melepaskan semua gundah ini.

Kami cuma berdua, dan kami bahagia

Jika kelak ada seseorang yang ingin mencintai dengan tulus, cintailah kami berdua.. jangan cuma satu diantara kami. Karena melalui air susu saya, darah kami sudah bersatu.

Untuk para single parent di dunia ini, baik para single mother ataupun single father. Baik menjadi single parent karena kematian atau perceraian. Saya ingin menularkan semangat saya ini. Jangan pernah menyerah, kita tidak tahu apa yang ada didepan.

Terus peluk erat putra/putri anda, dan rasakan jutaan harapan disana.. rasakan kebahagiaan.
Terus meminta pada Allah, kasih tau Allah apa yang kita mau dan biarkan Allah mengabulkan dengan caraNya.

Semangat! 

                                                                                                                  

*tulisan saya ini saya dedikasikan untuk diri saya sendiri, menyemangati diri sendiri*